Bayi Dianiaya di Karawang Kritis, Hidup Bergantung pada Alat
Kondisi kesehatan Calista (15), bayi asal Karawang yang diduga dianiaya terus memburuk. Tim dokter menyimpulkan peluang hidup bayi perempuan itu makin menipis. Meski sudah dibantu alat bantuan pernafasan, tak timbul nafas spontan dari bayi perempuan tersebut.
"Refleks menurun, tidak ada nafas spontan, nafas sangat bergantung pada ventilator (alat bantuan pernafasan)," ujar Nia Kania Sari, dokter anak yang menangani Calista, saat jumpa pers di RSUD Karawang, Rabu (21/3/2018).
Selain gangguan pernafasan, bayi berumur 15 bulan itu diduga mengalami encephalitis atau peradangan otak hingga infeksi. "Namun itu masih dugaan karena kami terpaksa tidak melakukan CT Scan," ungkap Nia.
Pemindaian penyakit melalui ct scan terpaksa tidak dilakukan karena saat datang ke rumah sakit, Callista tiba - tiba berhenti bernafas.
"Saat bayi datang, tiba - tiba nafasnya berhenti, sehingga pemasangan ventilator wajib dilakukan. Jika ventilator terpasang, pemindaian ct scan memang tidak bisa dilakukan," Nia menambahkan.
Selain gangguan pernafasan, bayi berumur 15 bulan itu diduga mengalami encephalitis atau peradangan otak hingga infeksi. "Namun itu masih dugaan karena kami terpaksa tidak melakukan CT Scan," ungkap Nia.
Pemindaian penyakit melalui ct scan terpaksa tidak dilakukan karena saat datang ke rumah sakit, Callista tiba - tiba berhenti bernafas.
"Saat bayi datang, tiba - tiba nafasnya berhenti, sehingga pemasangan ventilator wajib dilakukan. Jika ventilator terpasang, pemindaian ct scan memang tidak bisa dilakukan," Nia menambahkan.
Selain dugaan luka dalam di kepala, sekujur tubuh bayi malang itu penuh luka. Saat memeriksa bagian wajah, Nia menemukan luka lecet di kedua kelopak mata bayi itu. "Kami menemukan infeksi di kornea sehingga menutupi cahaya masuk. Hal itu menyulitkan kami mengetahui otak pasien masih berfungsi atau tidak," tutur Nia.
Berdasarkan pengamatan detik, Calista tak bergerak sedikitpun. Matanya ditutupi kapas, lidahnya hampir terjulur. Dari mulutnya, dipasangi selang.
"Terdapat dua jenis lebam di tubuh pasien ada lebam kebiruan karena benturan ada juga luka kekuningan yang merupakan luka lama," beber Nia.
Berdasarkan pengamatan detik, Calista tak bergerak sedikitpun. Matanya ditutupi kapas, lidahnya hampir terjulur. Dari mulutnya, dipasangi selang.
"Terdapat dua jenis lebam di tubuh pasien ada lebam kebiruan karena benturan ada juga luka kekuningan yang merupakan luka lama," beber Nia.
Sumber:detikcom
Post a Comment